Nih, saya mau berbagi buat kalian yang lagi nyari referensi tugas tentang gastritis.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga
selesai. Tidak lupa pula kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari
pihak yang telah berkonstribusi dengan memberikan bantuan baik materi maupun
pikiran.
Dan
harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya. Saya yakin
banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Bekasi, Maret 2016
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Pengertian
Gastritis
Gastritis berasal
dari kata gaster artinya lambung dan itis yang berarti inflamasi
atau peradangan. Jadi,
Gastritis
berarti peradangan mukosa lambung. Peradangan dari gastritis dapat hanya
superficial atau dapat menembus secara dalam ke dalam mukosa lambung, dan pada
kasus-kasus yang berlangsung lama menyebabkan atropi mukosa lambung yang hampir
lengkap. Pada beberapa kasus, gastritis dapat menjadi sangat akut dan berat,
dengan ekskoriasi ulserativa mukosa lambung oleh sekresi peptik lambung sendiri
(Guyton, 2001).
Keluhan Gastritis merupakan suatu keadaan yang
sering dan banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Tidak jarang kita
jumpai penderita Gastritis kronis selama bertahun-tahun pindah dari satu dokter
ke dokter yang lain untuk mengobati keluhan Gastritis tersebut. Berbagai
obat-obatan penekan asam lambung sudah pernah diminum seperti antasida maupun yang
lain, namun keluhan selalu datang silih berganti. Keluhan yang bekepanjangan
dalam menyembuhkan Gastritis ini dapat menimbulkan gangguan psikologi seseorang
yaitu berupa stress. Stress ini bukan tidak mungkin justru menambah berat
Gastritis penderita yang sudah ada (Hadi S, 1999).
Badan penelitian kesehatan dunia WHO tahun 2012
mengadakan tinjauan terhadap beberapa Negara di dunia mendapatkan hasil
persentase dari angka kejadian gastritis di dunia, diantaranya Inggris 22%,
China 31%, Jepang 14,5%, Kanada 35%, Perancis 29,5%. Di dunia, penyakit
gastritis terjadi sekitar 1,8-2,1 juta dari jumlah penduduk setiap tahunnya.
Sedangkan di Asia Tenggara sekitar 583.635 dari jumlah penduduk setiap tahunnya
menderita penyakit gastritis (Zhaoshen, 2014).
BAB II
PEMBAHASAN
A. Anatomi dan Fisiologi
1. Anatomi Lambung
Lambung
terletak oblik dari kiri ke kanan menyilang di abdomen atas tepat di daerah
epigastrik, di bawah diafragma dan di depan pankreas. Dalam keadaan kosong,
lambung menyerupai tabung bentuk J, dan bila penuh, berbentuk seperti buah pir
raksasa. Kapasitas normal lambung adalah 1 samapi 2 L (Prince, 2005).
Secara anatomis lambung terdiri atas empat
bagian, yaitu: cardia, fundus, body atau corpus, dan pylorus. Adapun
secara histologis, lambung terdiri atas beberapa lapisan, yaitu: mukosa,
submukosa, muskularis mukosa, dan serosa. Lambung berhubungan dengan usofagus
melalui orifisium atau kardia dan dengan duodenum melalui orifisium
pilorik (Ganong, 2001).
2.
Fisiologi Lambung
Lambung merupakan bagian dari saluran
pencernaan yang berbentuk seperti kantung, dapat berdilatasi, dan berfungsi
mencerna makanan dibantu oleh asam klorida (HCl) dan enzim-enzim seperti
pepsin, renin, dan lipase. Lambung memiliki dua fungsi utama, yaitu fungsi
pencernaan dan fungsi motorik. Sebagai fungsi pencernaan dan sekresi, yaitu pencernaan
protein oleh pepsin dan HCl, sintesis dan pelepasan gastrin yang dipengaruhi
oleh protein yang dimakan, sekresi mukus yang membentuk selubung dan melindungi
lambung serta sebagai pelumas sehingga makanan lebih mudah diangkut, sekresi
bikarbonat bersama dengan sekresi gel mukus yang berperan sebagai barier dari
asam lumen dan pepsin. Fungsi motorik lambung terdiri atas penyimpanan makanan
sampai makanan dapat diproses dalam duodenum, pencampuran makanan dengan asam
lambung, hingga membentuk suatu kimus, dan pengosongan makanan dari lambung ke
dalam usus dengan kecepatan yang sesuai untuk pencernaan dan absorbsi dalam
usus halus (Prince, 2005).
Sekresi asam lambung dipengaruhi oleh kerja
saraf dan hormon. Sistem saraf yang bekerja yatu saraf pusat dan saraf otonom,
yakni saraf simpatis dan parasimpatis. Adapun hormon yang bekerja antara lain
adalah hormon gastrin, asetilkolin, dan histamin. Terdapat tiga fase yang menyebabkan
sekresi asam lambung, yaitu:
a.
Fase sefalik, sekresi asam lambung terjadi meskipun
makanan belum masuk lambung, akibat memikirkan atau merasakan makanan.
b.
Fase gastrik, ketika makanan masuk lambung akan
merangsang mekanisme sekresi asam lambung yang berlangsung selama beberapa jam,
selama makanan masih berada di dalam lambung.
c.
Fase intestinal, proses sekresi asam lambung
terjadi ketika makanan mengenai mukosa usus. Produksi asam lambung akan tetap
berlangsung meskipun dalam kondisi tidur. Kebiasaan makan yang teratur sangat
penting bagi sekresi asam lambung karena kondisi tersebut memudahkan lambung
mengenali waktu makan sehingga produksi lambung terkontrol (Ganong, 2001).
B.
Patofisiologi
Patofisiologi dasar dari gastritis adalah
gangguan keseimbangan faktor agresif (asam lambung dan pepsin) dan faktor
defensif (ketahanan mukosa). Penggunaan aspirin atau obat anti inflamasi non
steroid (AINS) lainnya, obat-obatan kortikosteroid, penyalahgunaan alkohol,
menelan substansi erosif, merokok, atau kombinasi dari faktor-faktor tersebut
dapat mengancam ketahanan mukosa lambung. Gastritis dapat menimbulkan gejala
berupa nyeri, sakit, atau ketidaknyamanan yang terpusat pada perut bagian atas
( Brunner, 2000).
C.
Macam-macam Gastritis
Gastritis dibagi menjadi 2, yaitu:
1.
Gastritis akut
Gastritis akut adalah
penyakit yang sering ditemukan, biasanya jinak dan dapat sembuh sendiri;
merupakan respon mukosa lambung terhadap berbagai iritan local ( Sylvia
Andreson Price, 1994 ).
a.
Gastritis Akut Erosif
Gastritis akut erosif adalah suatu peradangan
permukaan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan-kerusakan yang terjadi
tidak lebih dalam dari pada mukosa muskularis. (Suyono, 2001: 127).
Faktor-faktor yang menyebabkan gastritis akut
erosif adalah:
1)
Iskemia pada mukosa gaster
2)
Faktor pepsin
3)
Refluks empedu
4)
Cairan pancreas (Iskandar, 2009)
b.
Gastritis Akut Hemoragik
Ada dua penyebab utama gastritis akut
hemoragik;
1)
Mengkonsumsi alkohol atau obat lain secara
berlebihan (aspirin atau NSAID lainnya).
2)
Stress gastritis yang dialami pasien yang
mengalami trauma berat berkepanjangan, sepsis terus menerus atau penyakit berat
lainnya. (Suyono, 2001)
Tanda-tanda penyakit gastritis akut:
a) Anoreksia atau mual
b) Nyeri epigastrum, muntah
c) Perdarahan dan hematemesis
d) Ulserasi superfisial yang dapat
terjadi dan dapat menimbulkan hemoragi : ketidaknyamanan abdomen ( dengan sakit
kepala, malas, )
e) Cegukan
f) Kolik dan diare dapat terjadi bila
makanan pengiritasi tidak dimuntahkan. (Muttaqin A, 2011)
2.
Gastritis kronik
Gastritis
kronis didefenisikan secara histologis sebagai peningkatan jumlah limfosit dan
sel plasma pada mukosa lambung. (Chandrasoma, 2005 : 522).
Gastritis kronik dapat dibagi dalam
berbagai bentuk tergantung pada kelainan histologi, topografi dan etiologi
yangmenjadu dasar pikiran pembagian tersebut. Klasifikisasi secara histologi terbagi menjadi:
a. Gastritis
kronik superficialis
Sering dikatakan gastritis kronik
superfisialis merupakan permulaan gastritis kronik.
b. Gastritis
kronik atrofik
Gastritis atrofik dianggap sebagai
lanjutan gastritis superfisialis.
c. Atrofi
lambung
Diangggap merupakan stadium akhir
gastritis kronik
d. Metaplasia
intestinal
Suatu
perubahan histologis kelenjar-kelenjar mukosa lambung berupa bercak-bercak pada
beberapa bagian lambung.
Menurut distribusi anatominya, gastritis kronik dibagi
menjadi:
a. Gastritis
kronis korpus ( gastritis tipe A)
Terjadi karena gangguan absorpsi
vitamin B12 dimana gangguan absorpsi tersebut disebabkan oleh kerusakan sel
parietal yang menyebabkan sekresi asam lambung menurun.
b. Gastritis kronik
antrum (gastritis tipe B)
Paling sering dijumpai dan berhubungan
dengan kuman Helicobacter pylori.
c. Gastritis
tipe AB
Anatominya
menyebar keseluruh gaster dan penyebarannya meningkat seiring bertambahnya usia. (Suyono,
2001)
Tanda dan gejala gastritis kronik:
1) Bervariasi
dan tidak jelas
2) Perasaan
penuh, anoreksia
3) Stress
epigastrik yang tidak nyata
4) Cepat
kenyang
5) Keluhan
lebih berkaitan dengan komplikasi gastritis atrofik, seperti tukak lambung,
defsiensizat besi, anemia pernisiosa, dan karsinoma lambun (Muttaqin
A, 2011)
BAB III
PENUTUPAN
A.
Obat-obat Gatritis:
1.
Antasida
a.
Pengertian
Antasida (anti
= lawan, acidus = asam) adalah zat basa lemah yang digunakan untuk menetralisir
kelebihan asam lambung yang menyebabkan penyakit gastritis dengan gejala nyeri
hebat secara berkala.
b.
Penggolongan
Berdasarkan mekanisme kerjanya, obat-obat
antasida dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu:
1)
Anti Hiperasiditas
Obat dengan
kandungan alumunium dan magnesium ini bekerja secara kimiawi dengan mengikat
kelebihan HCl dalam lambung. Magnesium atau alumunium tidak larut dalam air dan
dapat bekerja lama didalam lambug.
Sediaan yang
mengandung magnesium dapat menyebabkan diare sedangkan sediaan mengandung
alumunium dapat menyebabkan konstipasi maka biasanya kedua sediaan ini
dikombinasikan disebut hidrotalsit.
Obat dengan
kandungan natriun bikarbonat merupakan antasida yang larut dalam air, dan
bekerja cepat. Tetapi natrium bikarbonat dapat menyebabkan sendawa dan flatus.
Obat dengan kandungan bismuth dan
kalsium dapat membentuk lapisan pelindung pada luka di dalam lambung tetapi
sebaiknya dihindari karna bersifat neurotoksik sehingga dapat menyebabkan encefalopatia
(kerusakan otak dengan Kalsium dapat menyebabkan pengeluaran asam lambung
berlebih.
Obat dengan kandungan sukralfat, alumunium
hidroksida dan bismuth kolodial dapat digunakan untuk mengiritasi tukak.
2)
Perintang reseptor H2 ( antagonis
reseptor H2 )
Semua antagonis
reseptor H2 menyembuhkan tukak lambung dan duodenum dengan cara mengurangi
sekresi atau pengeluaran asam lambung sebagai akibat hambatan reseptor H2. Contoh
perintang reseptor H2 adalah ranitidine, simetidin yang sekarang
dikenal dengan senyawa baru yaitu famotidin dan nizatidin.
3)
Penghambat pompa proton
Obat-obat ini
bekerja pada pompa proton yang merupakan tempat keluarnya proton (ion H+) yang
akan membentuk asam lambung. Contoh penghambat pompa proton adalah omeprazole,
pantoprazol, lansoprazol. (Riyanti S,
dkk, 2012)
c.
Informasi Obat Tanpa Resep Dokter
1)
Magnesium dan Alumunium Hidroksida (Hidrotalsit)
a)
Indikasi: Mengurangi gejala-gejala yang
berhubungan dengan kelebihan asam
lambung dan tukak duodenum.
b)
Kontra indikasi: Gagal ginjal,
ketidakseimbangan elektrolit/ion tubuh, adanya gejala radang usus buntu pada
pasien pascaoperasi perut, gangguan listrik jantung, nyeri perut tanpa sebab
yang jelas.
c) Efek samping: Tekanan darah rendah, penekanan
proses bernapas, diare, kram perut, gangguan keseimbangan
elektrolit/ion tubuh, rasa lemas otot.
d)
Dosis: 2-4 tablet magnesium hidroksida sehari, atau 5-15 ml sirup
magnesium hidroksida sehari terbagi dalam 3-4 kali minum, atau 5-30 ml
aluminium hidroksida sehari terbagi dalam 3 kali minum. (Fredy F, 2013)
2)
Sukralfat (kompleks Al(OH)3 dan sukrosa
sulfat).
a)
Indikasi: Tukak lambung, menetralkan asam
lambung.
b)
Kontra Indikasi: Pederita yang hipertensif
terhadap sukralfat.
c)
Efek samping: Konstipasi, mulut kering,
erythema
d)
Dosis: 1 gr sebanyak 4 kali sehari maksimal 8
gr per hari. (Riyanti S,
dkk, 2012)
3)
Ranitidin
a)
Indikasi: Di dalam lambung, ranitidin akan menurunkan produksi asam lambung
tersebut dengan cara memblok langsung sel penghasil asam lambung. Ranitidin
sebaiknya diminum sebelum makan sehingga saat makan, keluhan mual penderita
telah berkurang
b)
Kontra
indikasi: Riwayat alergi terhadap ranitidine, Ibu yang
sedang menyusui, Pemberian ranitidin juga perlu diawasi pada kondisi gagal ginjal
c)
Efek samping: Sakit kepala, sulit buang
air besar, diare, mual, nyeri perut, gatal-gatal pada kulit
d)
Dosis: Dosis untuk orang dewasa ialah 150 mg dua kali sehari atau 300 mg
sekali sehari. Untuk peradangan kerongkongan, dapat diberikan hingga 150 mg
tiga kali sehari. Dosis untuk anak-anak ialah 2-4 mg/kg berat badan dua kali
sehari. Dosis maksimal untuk anak-anak ialah 300 mg sehari. (Fredy F, 2013)
4)
Omeprazole
a)
Indikasi: Menurunkan radang yang terjadi pada lambung dan memberikan
kesempatan untuk proses penyembuhan pada ulkus yang terjadi di lambung. Obat
ini diindikasikan pada pasien dengan ulkus di duodenum, ulkus di lambung, gastroesophageal
reflux disease (GERD), dan pada pasien dengan kondisi hipersekresi
asam lambung yang abnormal seperti sindrom Zollinger-Ellison.
b)
Kontra indikasi: Penderita yang hipertensif terhadap omeprazole.
d)
Dosis: Sediaan terdapat dalam bentuk tablet 20 mg. Untuk pengobatan ulkus
dan dosis yang biasa digunakan adalah 20 mg, sekali dalam sehari, diberikan
dalam waktu 4 – 8 minggu. Pada keadaan tertentu, peningkatan dosis dapat
dilakukan sampai 40 mg / hari. Pada kasus sindrom Zollinger-Ellison, Omeprazole
dapat diberikan dengan dosis awal 60 mg sehari satu kali dan dosis dapat
ditingkatkan sesuai kebutuhan. Lama pengobatan adalah selama dibutuhkan. (Fredy F, 2013)
5)
Lansoprazole
a)
Indikasi: Tukak lambung dan tukak duodenum
b)
Kontra indikasi: Hipertensi dan alergi terhadap
lansoprazol
c)
Efek samping: Sakit kepala, diare, gatal
d)
Dosis Ulkus duodenum : Lansoprazole 30 mg, sekali sehari selama 4 minggu. Ulkus
gaster : Lansoprazole 30 mg, sekali sehari selama 8 minggu. Reflux : Lansoprazole 30 mg, sekali sehari selama 4
minggu. (Riyanti,S, dkk, 2012)
6)
Pantoprazole
a) Indikasi: Ulkus duodenal, Ulkus
gaster, Refluks esofagitis
b) Kontra indikasi: Gangguan fungsi
hati, hipertensif terhadap pantoprazole
c) Efek samping: Mulut kering,
Mual/Muntah, Arthralgia, Pusing
d) Dosis: 2 X 1 tablet perhari (Riyanti,S, dkk,
2012)
DAFTAR PUSTAKA
Guyton Arthur C, John E. Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC, 2001.
Hadi, Soeparman. Ilmu Penyakit Dalam, jilid
kedua. Depok: Balai Pustaka FKUI.
(1999).
Zhaoshen L, Duowu Z, Xiuqiang M, Jia C, Xingang S, Yanfang G, et
al. (Internet). 2010. Epidemilogy of
Peptic Ulcer Disease: Endoscopic Results of the Systematic Investigation of
Gastrointestinal Diasease in China. (Diakses tanggal 27 Februari 2015).
Diakses dari http://www.nature.com.
Prince, Sylvia A., Lorraine McCarty Wilson.
Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC. 2015.
Ganong, William F. Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran. Jakarta: EGC. 2001.
Brunner dan Suddart. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
2000.
Suyono, Slamet. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
Jakarta: Balai Penerbitan FKUI. 2001.
Iskandar, H. Yul. Saluran Cerna. Jakarta:
Gramedia. 2009.
Chandrasoma, Parakrama. Ringkasan Patologi
Anatomi Edisi 2. Jakarta: EGC. 2005.
Muttaqin, Arif dan Kumala Sari. Gangguan
Gastrointestinal. Jakarta: Salemba
Medika. 2011.
Fredy F. (Internet).
2013. (Diakses tanggal 21 Februari 2016).
Diakses dari http://www.kerjanya.net/faq/5185-ranitidin.html
DOMPETCASINO SITUS JUDI ONLINE CASINO ONLINE DAN SABUNG AYAM
BalasHapusSitus judi online saat ini sudah menjadi hal yang sangat banyak di jumpai di dunia internet. Salah satu permainan judi online yang paling digemari saat ini adalah poker online dan casino online. Oleh sebab itu kini hadir situs judi poker dan dominoqq online yang bernama Dompetcasino. Kami kini ikut hadir untuk membantu memenuhi permintaan para pejudi online. Dompetcasino sendiri juga menyediakan 7 jenis games yang bisa anda mainkan cukup dengan 1 User ID saja. Game tersebut adalah sabung ayam, baccarat, sicbo, rulette, dragon tiger, slot game dan casino online. Permainan yang kami sediakan tentunya cukup lengkap dong ya.
PELAYANAN TERBAIK SITUS JUDI ONLINE DOMPETCASINO
Untuk menjadi sebuah situs judi online yang berkualitas, tentunya pelayanan yang kita berikan juga tidak perlu dipertanyakan lagi. Karena kami Dompetcasino selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk member kami. Jika tanpa member setia yang bermain Bersama kami, kami tidak ada apa apanya. Karena itu, bagi kami setiap member adalah raja bagi kami. Oleh sebab itu kami menyediakan layanan livechat dan CS 24jam nonstop. CS yang kami sediakan juga siap melayani semua keluhan atau pun saran anda. Mulai dari persoalan transaksi,games mulai dari poker online hingga casino online. Intinya adalah CS kami bersedia membantu anda kapan pun dan apa pun permasalahan yang anda hadapi.
PENAWARAN BONUS JUDI ONLINE CASINO ONLINE DAN SABUNG AYAM
Kami juga memberikan beberapa jenis bonus untuk member kami. Hal tersebut tentu saja sebagai komitmen buat member kami yang sudah sangat setia bermain Bersama kami. Bonus tersebut seperti bonus cashback 2%. Kami juga menawarkan bonus referral sebesar 2%. Bonus referral bisa di dapatkan dengan mengajak teman anda bermain di situs judi online Dompetcasino. Bonus referral akan masuk secara otomatis ke akun anda setiap teman anda bermain. Jadi apalagi yang anda tunggu? Ayo coba peruntungan anda hari ini dan menang sebanyak-banyaknya di Dompetcasino. Mari daftar sekarang dengan menekan tombol daftar di atas atau menguhubungi livechat kami. Dompetcasino situs judi online, casino online dan casino online terbaik di Indonesia.
casino online
situs judi
judi online terpecaya
sabung ayam online
dompetcasino
situs poker
poker online